Sabtu, 03 Agustus 2013

Cawalkot Harus Jalankan Pemilu Bersih


Bogorplus.com – Konsolidasi Masyarakat, Mahasiswa dan Pemuda Se-Bogor (KOMMPAS) yang terdiri dari mahasiswa, pemuda, dan masyarakat menggelar aksi di depan Braja Mustika Hotel dan Convention Centre, Selasa (23/5/2013). 
Puluhan mahasiswa yang tergabung terdiri dari aktivis KAMMI Daerah Bogor, Mahasiswa IPB, Tazkia, AKA Bogor dan UIKA mendesak pasangan calon walikota dan wakil walikota untuk menandatangani pakta integritas dari mahasiswa. 
Pakta integritas tersebut dicetak dalam sehelai poster berukuran 200 cm x 100 cm dengan latar berwarna putih. Isi pakta integritas itu, sebagai berikut. “Kami, Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota beserta tim kami, SIAP dan BERSEDIA untuk melaksanakan Pilwalkot Bogor yang bersih dan menjunjung tinggi norma agama, nilai luhur budaya sunda, dan aturan yang berlaku. Apabila kami terbukti melakukan pelanggaran aturan pemilu, berbuat amoral dan/atau terlibat pelanggaran hukum. Maka kami SIAP untuk MUNDUR dari pencalonan Walikota dan Wakil Walikota Bogor dan siap diproses sesuai hukum yang berlaku, selain itu kami juga SIAP dan bersedia untuk menandatangani kontrak politik dari mahasiswa ataupun elemen lainnya.” 
Menurut ilham, koordinator aksi tersebut, tujuan mereka adalah untuk mengikat para pasangan calon dengan kontrak politik. 
Aksi riuh, dikarenakan aparat kepolisian tidak mengizinkan mahasiswa untuk masuk ke dalam gedung. Aparat kepolisian menghadang mahasiswa di depan Braja Mustika Hotel dan Convention Centre. Aparat merampas paksa poster yang berisi pakta integritas dari tangan mahasiswa yang mencoba merangsek masuk. 
Perwakilan mahasiswa, Iqbal Nurul Haq, yang juga ketua umum KAMMI Daerah Bogor, menyesalkan tindakan aparat yang tidak bersahabat dengan gerakan mahasiswa. Ini merupakan preseden buruk bagi kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat di muka umum di Kota bogor. 
Menurut Firmansyah, Koordinator BEM Se-Bogor, seharusnya aparat kepolisian memberikan ruang bagi kebebasan berpendapat di muka umum. Aparat kepolisian tidak seharusnya bertindak represif dan menarik paksa para demonstran serta merampas poster “pakta integritas”. 
Hingga, detik akhir menjelang berbuka puasa, massa aksi tidak berhasil mendapatkan tanda tangan dari kelima pasangan calon walikota dan wakil walikota. Aparat kepolisian akhirnya membubarkan paksa demonstran yang masih bertahan hingga menjelang Maghrib.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;